ASI VS Sufor
ASI VS Sufor ya begitulah kira-kira perdebatan yang sering kita dengar dimana-mana,di sosmed di forum-forum ibu dan anak bla..bla..bla..
Saya pun mengalaminya, pasca melahirkan anak kedua yg penuh dg perjuangan saya ingat betul waktu itu pasca operasi cesar di RS sy belum bisa langsung menyusui bayi saya karena preeklamsia dan bayi saya harus dipisah diruangan bayi..entah kenapa harus dipisah saya pun tidak tau??
Waktu operasi memang sangat singkat,kurang lebih hanya 1 jam saja...tapi rasa sakit yg saya rasakan pasca obat bius hilang sungguh luar biasa. Bayi yg semestinya menjadi penyemangat saya kenapa harus dipisah di ruangan yang lain?padahal tadinya saya memimpikan room-in, memimpikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) hiks..hiks..
Baru setelah 3 hari pasca operasi saya pun memberanikan diri menahan rasa sakit yg luar biasa ini untuk berjalan menggunakan kursi roda ke ruangan bayi yg lumayan jauh. Begitu tiba didepan pintu kamar bayi..oh senangnya luar biasa..jantungku begitu berdebar-debar pengen segera bertemu dg buah hati tercinta. Oh...seperti apa rupanya..bagaimanakah senyumnya...yg saya ingat saat sekilas saja dokter bedah menunjukkan bayiku setelah lair, selamat ya Bu...bayi-nya perempuan...oh senangnya..alhamdullilah.
Hatiku begitu senang saat memikirkannya.
Bahagianya hati suamiku bahwa keinginannya memiliki anak perempuan akhirnya terwujud juga...
memikirkan betapa senangnya keluarga kecilku akhirnya lengkap sudah dengan kehadiran 2 anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan..
memikirkan betapa bahagianya keluarga suamiku yg akhirnya memiliki cucu perempuan...yg kebanyakan cucu-cucunya adalah laki-laki
Oh betapa bahagianya...kamu pasti jadi bayi kecil mama yg disukai dan dicintai banyak orang...
Di ruangan bayi kita pun harus mengangkat bayi kita sendiri..dengan para perawat jaga PKL mahasiswa yg tidur disitu yg judesnya minta ampun dan malah sibuk mainan gadget..belum lagi perawat-perawat lainnya sama aja judesnya..maklum RS pemerintah.
Berhari-hari kami menginap di RS sampai membuat kami sekelurga stres dan frustasi,walaupun 5 hari pasca melahirkan saya sudah diperbolehkan pulang, tapi tidak dg bayi saya yang harus tinggal di ruang perawatan karena BB nya turun lebih dari 1kg. Belum lagi ternyata pasca operasi saya mengalami pendarahan yang luar biasa hebat hingga berkali-kali masuk RS...4 kali masuk ruang ICU karena kondisiku yg sudah kritis ditambah lagi 6 kali opname di RS oh..lengkap sudah. Pasca beberapa kali opname di RS akhirnya tabungan ASI 2 freezer pun habis, bayipun menolak menyusu karena bingung puting karena terlalu lama aku tinggal di RS
Maaf mbak terpaksa kita kasih sufor karena bayinya nangis terus dikasih dot yg itu (sambil menunjuk botol ASI medela calma yang mahal-mahal ku beli..hikss..hiks...
Sia-sia sudah botol medela calma khusus ASI yang aku beli 2 botol saja harganya hampir separuh gajiku tiap bulannya hiksss...
Di tengah keputus asa-anku bayiku yg menolak menyusu sayapun mencari-cari nomor kontak AIMI untuh home visit. Akhirnya ketemu juga nomor kontaknya buru-buru kutelpon konselor laktasi untuk bisa membantuku. Aku sms untuk janjian home visit aku telpon aku browsing di internet..aku posting di FB group tapi hasilnya nihil..beberapa kali aku coba telpon dan sms lagi untuk segera datang ke rumah untuk membantuku..Beberapa hari kemudian (sekitar 2 atau 3 hari seingatku) dari AIMI me-reply sms ku sambil memohon maaf bahwa karena kepadatan jadwal masing-masing konselor laktasi tidak bisa home visit pupus sudah harapanku memberika ASI eksklusif.
Akhirnya dengan sangat terpaksa mama memberikan sufor untukmu nak..
Sungguh sangat merasa sangat berdosa mama rasanya tapi apa daya nak..
Hanya saat itu saja kamu terpaksa minum sufor nak..kekuatan dan semangat itu bangkit lagi.
Bagaimana pun seorang ibu pasti akan memberikan yg terbaik buat bayi nya.
Dan saya tahu betul ASI itu yg terbaik. Sufor semahal apapun tdk bisa mengalahkan manfaat dan keunggulan ASI.
Saya pun mengalaminya, pasca melahirkan anak kedua yg penuh dg perjuangan saya ingat betul waktu itu pasca operasi cesar di RS sy belum bisa langsung menyusui bayi saya karena preeklamsia dan bayi saya harus dipisah diruangan bayi..entah kenapa harus dipisah saya pun tidak tau??
Waktu operasi memang sangat singkat,kurang lebih hanya 1 jam saja...tapi rasa sakit yg saya rasakan pasca obat bius hilang sungguh luar biasa. Bayi yg semestinya menjadi penyemangat saya kenapa harus dipisah di ruangan yang lain?padahal tadinya saya memimpikan room-in, memimpikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) hiks..hiks..
Baru setelah 3 hari pasca operasi saya pun memberanikan diri menahan rasa sakit yg luar biasa ini untuk berjalan menggunakan kursi roda ke ruangan bayi yg lumayan jauh. Begitu tiba didepan pintu kamar bayi..oh senangnya luar biasa..jantungku begitu berdebar-debar pengen segera bertemu dg buah hati tercinta. Oh...seperti apa rupanya..bagaimanakah senyumnya...yg saya ingat saat sekilas saja dokter bedah menunjukkan bayiku setelah lair, selamat ya Bu...bayi-nya perempuan...oh senangnya..alhamdullilah.
Hatiku begitu senang saat memikirkannya.
Bahagianya hati suamiku bahwa keinginannya memiliki anak perempuan akhirnya terwujud juga...
memikirkan betapa senangnya keluarga kecilku akhirnya lengkap sudah dengan kehadiran 2 anak berjenis kelamin laki-laki dan perempuan..
memikirkan betapa bahagianya keluarga suamiku yg akhirnya memiliki cucu perempuan...yg kebanyakan cucu-cucunya adalah laki-laki
Oh betapa bahagianya...kamu pasti jadi bayi kecil mama yg disukai dan dicintai banyak orang...
Di ruangan bayi kita pun harus mengangkat bayi kita sendiri..dengan para perawat jaga PKL mahasiswa yg tidur disitu yg judesnya minta ampun dan malah sibuk mainan gadget..belum lagi perawat-perawat lainnya sama aja judesnya..maklum RS pemerintah.
Berhari-hari kami menginap di RS sampai membuat kami sekelurga stres dan frustasi,walaupun 5 hari pasca melahirkan saya sudah diperbolehkan pulang, tapi tidak dg bayi saya yang harus tinggal di ruang perawatan karena BB nya turun lebih dari 1kg. Belum lagi ternyata pasca operasi saya mengalami pendarahan yang luar biasa hebat hingga berkali-kali masuk RS...4 kali masuk ruang ICU karena kondisiku yg sudah kritis ditambah lagi 6 kali opname di RS oh..lengkap sudah. Pasca beberapa kali opname di RS akhirnya tabungan ASI 2 freezer pun habis, bayipun menolak menyusu karena bingung puting karena terlalu lama aku tinggal di RS
Maaf mbak terpaksa kita kasih sufor karena bayinya nangis terus dikasih dot yg itu (sambil menunjuk botol ASI medela calma yang mahal-mahal ku beli..hikss..hiks...
Sia-sia sudah botol medela calma khusus ASI yang aku beli 2 botol saja harganya hampir separuh gajiku tiap bulannya hiksss...
Di tengah keputus asa-anku bayiku yg menolak menyusu sayapun mencari-cari nomor kontak AIMI untuh home visit. Akhirnya ketemu juga nomor kontaknya buru-buru kutelpon konselor laktasi untuk bisa membantuku. Aku sms untuk janjian home visit aku telpon aku browsing di internet..aku posting di FB group tapi hasilnya nihil..beberapa kali aku coba telpon dan sms lagi untuk segera datang ke rumah untuk membantuku..Beberapa hari kemudian (sekitar 2 atau 3 hari seingatku) dari AIMI me-reply sms ku sambil memohon maaf bahwa karena kepadatan jadwal masing-masing konselor laktasi tidak bisa home visit pupus sudah harapanku memberika ASI eksklusif.
Akhirnya dengan sangat terpaksa mama memberikan sufor untukmu nak..
Sungguh sangat merasa sangat berdosa mama rasanya tapi apa daya nak..
Hanya saat itu saja kamu terpaksa minum sufor nak..kekuatan dan semangat itu bangkit lagi.
Bagaimana pun seorang ibu pasti akan memberikan yg terbaik buat bayi nya.
Dan saya tahu betul ASI itu yg terbaik. Sufor semahal apapun tdk bisa mengalahkan manfaat dan keunggulan ASI.
Komentar
Posting Komentar